CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jan 6, 2012

perkara kecil besar

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar"”  (Lukas 16:10)

Tahun 2011 baru saja berlalu.. Tahun 2012 sudah berjalan beberapa waktu..
Saat ini saya ingin membahas kutipan di atas. Setia dalam perkara kecil- besar. Mengapa saya menulis tentang hal ini? Pemicunya adalah sikap dari seorang rekan di kantor. Jadi, rekan ini adalah seorang newbie, junior, orang baru.. Di awal dia mulai bekerja dia sedikit menganggur.. karena job desc-nya belum disusun.. naah.. karena sedikit inilah dia mengeluh.. katanya dia tidak bekerja atau pekerjaannya terlalu sedikit.. curhatlah dia kepada bos-nya.. Sekarang, ketika ada kebijakan baru (yang baru diterapkan di tahun yang baru juga) bahwa semua staff mendapat porsi kerjaan yang sama.. kelabakanlah dia.. Mulailah dia "mengganggu" staf yang lain. Bertanya ini itu, tapi setelah dijelaskan sepertinya ga ngerti-ngerti juga.. dan ujung-ujungnya dia malah "menawarkan" staf lain untuk mengerjakan bagiannya.

Terusik saya..
Mengingat dulu di awal bergabung, pernah terucap dari mulutnya bahwa pekerjaan level saya (ehm, jabatan saya, yang seorang reviewer ini, sedikit di atas dia) itu adalah hal mudah.. dia mengatakan bahwa dia ingin menjadi seorang auditor (yang levelnya jelas jauh di atas reviewer). Haduuhh... (tepok jidat).

Bung, sadarkah anda dengan ucapan anda itu? karena sikap anda tidak menunjukkan bahwa anda bisa diberi tanggungjawab sebesar itu.. (karena jujur saja, saya pun tidak berani bermimpi untuk menjadi seorang auditor). Tunjukkan dulu, bahwa anda bisa mengerjakan tugas anda sesuai jabatan anda sekarang ini. Kerjakan dulu dengan benar, dengan kesalahan seminimal mungkin. Bermimpi dan punya target tinggi itu sah-sah saja.. harus malah.. tapi sebaiknya sesuaikan dulu kemampuan anda.

Hal ini juga menjadi perenungan pribadi bagi saya.. saya juga harus terus belajar setia dalam perkara kecil. Saya harus semakin bertanggung jawab dengan hal-hal kecil.. yang remeh sekalipun.. bahkan saya justru tidak boleh meremehkan hal apapun.. karena dengan demikian nantinya.. pastinya, saya akan mendapatkan bagian untuk mengerjakan perkara yang besar.

Mari, bersama kita sambut dan jalani Tahun 2012 ini dengan penuh optimisme dan tanggung jawab. 

Pesan buat rekan saya (jika kebetulan kamu nemu blog ini dan membacanya) ... bung, kerjakan dulu bagianmu dengan baik dan benar.. baru setelah itu pekerjaanmu akan ditambahkan dan kamu bisa diberikan sebuah jabatan. Do I make myself clear?!


Dec 19, 2011

cium tangan

Di Indonesia, cium tangan dilakukan oleh anak kepada orang tuanya atau yang dianggap tua oleh yang mencium. Hal tersebut dilakukan sebagai penghargaan atau lebih mudah : simbol menghormati. Saya juga melakukan hal ini. Saya suka mencium tangan kedua orang tua atau suami saya saat berpamitan. Selain itu saya juga sungkem kepada mereka dan juga eyang uti saya pada momen tertentu. Salah satunya pada saat saya siraman sebelum menikah dulu..

Lalu, apa hubungannya dengan tulisan saya saat ini? ceritanya begini :
Sabtu lalu saya dan suami sedang main ke satu-satunya sebuah Mall di kota kami. Oleh karena perut sudah keroncongan, dangdutan dan joged-joged ala boyband, maka kami memutuskan makan di salah satu gerai junk fast food yang ada di mol. Sambil makan tak lupa kami ngobrol dan mata lirak lirik, sebut saja: observasi lingkungan.. ternyata di sebelah kami sedang berkerumun berkumpul para pegawai fast food itu.. sedang briefing mungkin. Lalu ketika briefing itu selesai, para pegawai yang notabene perempuan mulai berpamitan satu-satu kepada supervisornya.. yang membuat saya terkejut adalah... mereka mencium tangan supervisor nya.. (oh ya.. SPV yang saya maksud adalah seorang laki-laki muda yang berbadan tegap.. jadi saya berasumsi bahwa dia adalah SPV atau orang yang mereka segani).

Mengapa saya terkejut? karena saya belum pernah melihat hal seperti ini di sebuah lingkungan profesional.. lingkungan kerja atau kantor, dsb... seingat saya, adegan cium tangan di lingkungan profesional yang seperti ini sering saya lihat di sekolah! tapi ini kan di lingkungan kerja.. saya jadi heran.. apalagi kegiatan cium tangan itu dilakukan di saat gerai fast food sedang ramai2nya.. humm.. apakah ini bisa disebut tindakan profesional ya? karena kok saya lihat hal ini sepertinya sedikit berlebihan ya? sekalipun mungkin SPV itu adalah seorang muda yang berkharisma.. 

well, bagaimana menurut anda?

Dec 16, 2011

sampah

Sedih. Saya sedih melihat pemandangan seperti ini setiap hari.. setiap melalui jalan ini saya melihat sampah yang mulai menggunung sejak beberapa hari yang lalu.. sampah ini tergeletak di tepi jalan dan sudah meluas ke bahu jalan.. Apabila dilihat lebih jeli lagi, beberapa meter ke depan masih ada gunungan sampah satu lagi! 


Parahnya lagi.. sampaH itu menggunung tepat di patok bertuliskan "DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SINI!". ASTAGA!!! (geleng-geleng sambil ngurut dada) orang-orang ini ga bisa baca apa yaa?? atau setidaknya, mereka bisa buang sampah di tempat yang memang diperuntukkan untuk pembuangan sampah akhir.. kalo kejauhan, bisa bayar ke tukang sampah untuk memungut sampah rumah tangga dari rumah masing-masing.



Bagaimana ini? inikah cerminan masyarakat sehat? bagaimana dengan kebersihan? pemandangan ini sungguh menyakitkan mata.. yah.. setidaknya saya tidak ikut buang sampah di situ.

Humm... 

Nov 30, 2011

Gara-gara artis

Topik paling dibahas di ruangan kami hari ini adalah syahrini. yup..gara-garanya adalah penampilan dia ketika menyambut Mr. David Beckham yang datang ke Indonesia baru-baru ini. Sudah bisa ditebak, yang paling banyak komeng adalah SAYA! haduuuuu.... mulut saya ini jadi lebay selebay jambul khatulistiwa-nya si artis. Bukannya saya ga suka sama si syahrini tapiiii... berita yang saya baca di internet membuat kuping saya panas, mata saya merah dan mulut saya nyinyir...

Dosaaaaaaaaa.....
adalah suatu dosa bagi saya untuk membicarakan orang di belakang... tapi apa daya... tak sanggup saya menanggung beban ini.
Jambul Khatulistiwa
tidak komeng soal jambul khatulistiwa.. hair do itu sungguh spektakuler.. seperti orang mau ke kamar mandi.. hal ini menjadi fashion crime.. kalo mau upgrade tinggi badan, jangan pake jambul.. high heels itu sudah cukup menyiksa!! sungguh mbak.. hairdo ini jangan di pakai lagi ya.. please..

[inilah jambul heboh itu]

Bulu mata anti badai
waks!! apalagi inih? tolong... berapa lapiskah yang dia pakai? satu? tiga? tidak capek kah kelopak mata  menahan beban bulu mata itu? suwerrr... saya memang jarang pake bulu mata palsu.. terakhir pakai waktu kawinan dulu.. dikasih sama tukang mek ap nya 2 lapis dan itu sungguh menyiksa... berat di mata...
daaaaannnn... ngapain pake bulu mata anti badai tapi dia menutupnya dengan kaca muka mata. rugiiii... udah berat di mata, ditutupin pula... No NO NO!

Barang branded tapi made in luar negeri
Se-asli-asli nya aksesoris yang dia pakai.. tapi merek luar yang  dipakai untuk menyambut Mr. Becks.. akan percuma karena itu bukan INDONESIA.. aksesoris dan baju rancangan dalam negeri, saya yakin ga akan kalah dengan yang sudah dia pakai.. Kalo alasannya supaya di merasa seperti di rumah... Halooooo!!! kan dia lagi ga di rumah... bikin betah orang kan bukan berarti harus buat dia feel at home aja.. tetep dong tunjukin jati diri Indonesia.. ramah.. wong dia niat jalan-jalan ya berarti dia dong yang adaptasi.. Lebay!

Hadeeeehh... bisa panjang ini nyinyir nya... dan bisa pegel ini tangan.. sudah cukup ah... gara-gara artis sok eksis satu ini saya jadi orang yang jahat se-gang.. gara-gara miss lebay ini saya juga jadi ga bisa kerja... cukup ah.. cukup!

Nov 29, 2011

FOKUS

Deadline! Deadline! Deadline!

Akhir-akhir ini saya sedang dirisaukan dengan deadline pekerjaan di kantor. Berkas ber-map merah menumpuk di lemari. Sungguh pemandangan yang tidak menyenangkan.

[tumpukan map yang ...]
Namun...

Mengapa sungguh sulit bagi saya untuk fokus dan mengerjakan tugas harian ini. Aaarrgghhh... there are too many distractions around.. godaan untuk olah raga mulut (ngerumpi dan ngemil), browsing web untuk hal-hal ga penting (termasuk posting blog ini kah?) serta sejuta godaan lain, sungguh mengganggu otak saya untuk menyelesaikan tugas.

Hadeeeww.... toloongg...

ibu bekerja : hasrat, ambisi dan tanggung jawab

[gambar dapet dari sini]

Menjadi seorang wanita mempunyai 2 pilihan : menikah atau melajang
Menjadi wanita yang menikah juga mempunyai 2 pilihan : mempunyai anak (ibu) atau tidak
Menjadi seorang ibu juga mempunyai 2 pilihan : bekerja di rumah (full time mother) atau ibu yang bekerja (working mother).
Dalam hal ini, saya memilih menjadi seorang working mom. Ya! saya seorang ibu dan saya bekerja di luar rumah. Ini adalah pilihan saya dan saya percaya ini juga merupakan pilihan banyak wanita di luar sana. Tidak perlu jauh-jauh, rekan sekerja saya di kantor adalah beberapa di antaranya.

Bagaimana rasanya? Luar biasa kalo boleh saya bilang.
Bangun pagi-pagi, menyiapkan kebutuhan rumah tangga such as masak, mandiin anak, menyiapkan baju suami, dan sebagainya dan sebagainya.. untung sebagian dikerjakan dibantu oleh asisten rumah tangga. tentang art? we'll discuss it later.

Setelah itu, tiba waktu untuk berjibaku dengan segala urusan di kantor. Yang meeting lah, yang daily task lah, yang additional task, yang kunjungan ke lapanganlah, yang nggossiplah, yang dimarahin boslah, yang beda pendapat dengan rekan sekerjalah sampe ngurusin ransum satu divisi. Pokoknya all in lah.. masalah akan bertambah kalo sudah muncul kerikil atau batu sandungan di tengah jalan seperti friksi atau deadline.
Beban di kepala dan pundak akan bertambah apabila ada masalah di rumah, misalnya anak sakit (huft! ini paling menyita pikiran dan perasaan), berantem beda pendapat dengan suami, sampe pembantu yang rese. Sungguh tak terbayang jika ini jadi satu.. tapi terbayang juga sih, soalnya saya sudah pernah mengalami.. one day, anak saya sakit dan harus opname, jalan keluarnya : saya cuti dan fokus pada si kecil (lagi-lagi harus milih!). Di sisi lain, pekerjaan di kantor harus ada yang ditunda.

Satu lagi pilihan seorang working mom : berkarir atau cukup begini saja (pokoknya bertahan di status quo alias mentok!). Terus terang, saat ini saya sedang memiliki pergolakan batin. Di satu sisi, saya berusaha untuk mempertahankan posisi. Begini saja sudah cukup. Jabatan sudah lumayan, gaji cukup, anak dan suami tidak terlantar. Toh, saya bekerja untuk membantu suami memenuhi kebutuhan rumah tangga.
TAPI, di sisi lain : saya kagum dengan atasan saya, seorang ibu juga tapi bisa jadi kepala divisi,  atau dengan seorang teman yang berhasil meraih beasiswa (kalo sudah dapet beasiswa nantinya karirnya bisa naek tinggi kaya pesawat jet). Humm.. ada sisi lain di hati kecil saya (di lubuk yang paling dalam) yang mengatakan: saya juga mau, saya juga mampu, saya juga punya ambisi. Wah, dengan panas membara ini nulisnya. 

Lagi-lagi dihadapkan dengan pilihan. 

Namun, apakah dua pilihan itu tidak bisa seiring sejalan? sukses di rumah (disayang suami dan anak) sekaligus sukses di kantor (bisa jadi bos barangkali?). Tampaknya akan sedikit liat bagi saya. mengingat keahlian saya belum tingkat dewa. Mungkin cukup bagi saya saat ini untuk puas dengan kondisi aman. Aman di rumah dan aman di kantor. Mungkin belum waktu saya untuk bisa bersinar di dua tempat sekaligus (wong matahari saja cuma bersinar di siang hari). Tapi hidung siapa who knows? saya bisa bersinar di rumah (jadi istri yang dipuja suami dan ibu yang disayang anak-anak) juga bersinar di kantor (jadi bos dari bos saya sekarang)? well.. saya cuma bisa berusaha.. Tuhanlah yang menentukan.. jalani dengan sepenuh hati dan nikmati dengan sepenuh jiwa.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...